Buscar

Páginas

Resep Keripik Bawang Keju


Bahan Keripik Bawang Keju:
  • 250 gram tepung terigu
  • 50 gram tepung kanji
  • 1/4 sdt soda kue
  • 50 ml minyak goreng
  • 1 butir telur
  • 25 ml air
  • 100 gram keju cheddar, parut
Bumbu Halus Keripik Bawag Keju :
  • 10 butir bawang merah
  • 1/2 sdt merica
  • 1 sdt garam
Cara Membuat Keripik Bawang Keju :
  1. Ayak tepung terigu, tepung kanji, soda kue, sisihkan.
  2. Aduk minyak goreng, telur, air sampai rata.
  3. Tuang campuran minyak ke dalam campuran tepung, masukkan bumbu halus dan keju. Aduk rata. Diamkan selama 15 menit.
  4. Giling tipis adonan lalu potong-potong. Goreng dalam minyak panas sampai kekuningan dan renyah.
  5. Setelah dingin masukkan ke dalam stoples lalu sajikan.
Untuk 500 gram

Hewan-hewan Dengan kaki terbanyak

1. Luwing / Kaki Seribu / Lipan – 400 Kaki


Kaki seribu yang memiliki dua pasang kaki per segmen(kecuali untuk segmen pertama di belakang kepala yang tidak memiliki pelengkap sama sekali, dan berikutnya yang hanya memiliki satu pasang kaki). Setiap segmen yang memiliki duapasang kaki adalah hasil dari dua segmen tunggal digabungkan bersama sebagai satu. Kebanyakan kaki seribu memiliki tubuh yang sangat panjang silinder, meskipun beberapa diratakandorso-ventrally, sementara kaki seribu pil lebih pendek dan dapat menggulung menjadi bola, seperti sebuah pillbug.  Meskipun nama mereka, kaki seribu tidak memiliki 1.000 kaki, meskipun spesies langka Illacme plenipes telah sampai dengan 750. spesiesumum memiliki antara 36 dan 400 kaki. Kelas berisi sekitar 10.000 spesies di 13 perintah dan 115 keluarga.


2. Kelabang – 300 Kaki
http://4.bp.blogspot.com/-awiaFtZmzp8/T4wGnXffbAI/AAAAAAAAACk/SzCDf2qReso/s1600/kelabang.jpg
Kelabang atau Lipan (bahasa Inggris: centipede) merupakan hewan arthropoda yang tergolong dari kelas Chilopoda dan upafilum Myriapoda. Di daerah beriklim sedang, hanya spesies yang relatif kecil terjadi,tetapi spesies dari daerah tropis dapat melebihi 30 cm. Ekologi dan racun. Mereka adalah predator aktif mengambil mangsa besar sebagaitikus dan bahkan kelelawar . Gigitan mereka sangatmenyakitkan, namun jarang berakibat fatal pada manusia. 


3. Kalajengking – 10 kaki

Kalajengking adalah sekelompok hewan beruas dengan sepuluh kaki (oktopoda) yang termasuk dalam ordo Scorpiones dalam kelas Arachnida. Kalajengking masih berkerabat dengan ketonggeng, laba-laba, tungau, dan caplak. Ada sekitar 2000 jenis kalajengking. Mereka banyak ditemukan selatan dari 49° U, kecuali Selandia Baru dan Antarktika.  Semua spesies kalajengking memiliki bisa. Pada umumnya, bisa kalajengking termasuk sebagai neurotoksin (racun saraf). Suatu pengecualian adalah Hemiscorpius lepturus yang memiliki bisa sitotoksik (racun sel). Neurotoksin terdiri dari protein kecil dan juga natrium dankalium, yang berguna untuk mengganggu transmisi saraf sang korban. Kalajengking menggunakan bisanya untuk membunuh atau melumpuhkan mangsa mereka agar mudah dimakan.


4. Udang – 10 kaki

Udang adalah binatang yang hidup di perairan, khususnya sungai, laut, atau danau. Udang dapat ditemukan di hampir semua "genangan" air yang berukuran besar baik air tawar, air payau, maupun air asin pada kedalaman bervariasi, dari dekat permukaan hingga beberapa ribu meter di bawah permukaan. Udang biasa dijadikan makanan laut (seafood). 


5. Kepiting – 10 kaki

Kepiting adalah binatang anggota krustasea berkaki sepuluh. Tubuh kepiting dilindungi oleh kerangka luar yang sangat keras, tersusun dari kitin, dan dipersenjatai dengan sepasang capit. Ketam adalah nama lain bagi kepiting. Kepiting terdapat di semua samudra dunia. Ada pula kepiting air tawar dan darat, khususnya di wilayah-wilayah tropis. Rajungan adalah kepiting yang hidup di perairan laut dan jarang naik ke pantai, sedangkan yuyu adalah ketam penghuni perairan tawar (sungai dan danau).  Kepiting beraneka ragam ukurannya, dari ketam kacang, yang lebarnya hanya beberapa milimeter, hingga kepiting laba-laba Jepang, dengan rentangan kaki hingga 4 m


6. Laba-laba – 8 kaki

Laba-laba adalah sejenis hewan berbuku-buku (arthropoda) dengan dua segmen tubuh, empat pasang kaki, tak bersayap dan tak memiliki mulut pengunyah. Semua jenis laba-laba digolongkan ke dalam ordo Araneae; dan bersama dengan kalajengking, ketonggeng, tungau semuanya berkaki delapan dimasukkan ke dalam kelas Arachnida. Laba-laba merupakan hewan pemangsa (karnivora), bahkan kadang-kadang kanibal. Mangsa utamanya adalah serangga. Hampir semua jenis laba-laba, dengan perkecualian sekitar 150 spesies dari suku Uloboridae dan Holarchaeidae, dan subordo Mesothelae, mampu menginjeksikan bisa melalui sepasang taringnya kepada musuh atau mangsanya. Meski demikian, dari puluhan ribu spesies yang ada, hanya sekitar 200 spesies yang gigitannya dapat membahayakan manusia.  Tidak semua laba-laba membuat jaring untuk menangkap mangsa, akan tetapi semuanya mampu menghasilkan benang sutera yakni helaian serat protein yang tipis namun kuat dari kelenjar (disebut spinneret) yang terletak di bagian belakang tubuhnya


7. Semut – 6 kaki

Semut adalah serangga eusosial yang berasal dari keluarga Formisidae, dan semut termasuk dalam ordo Himenoptera bersama dengan lebah dan tawon. Semut terbagi atas lebih dari 12.000 kelompok, dengan perbandingan jumlah yang besar di kawasan tropis. Semut dikenal dengan koloni dan sarang-sarangnya yang teratur, yang terkadang terdiri dari ribuan semut per koloni. Jenis semut dibagi menjadi semut pekerja, semut pejantan, dan ratu semut. Satu koloni dapat menguasai dan memakai sebuah daerah luas untuk mendukung kegiatan mereka. Koloni semut kadangkala disebut superorganisme dikarenakan koloni-koloni mereka yang membentuk sebuah kesatuan.   Semut telah menguasai hampir seluruh bagian tanah di Bumi. Hanya di beberapa tempat seperti di Islandia,Greenland dan Hawaii, mereka tidak menguasai daerah tesebut. Di saat jumlah mereka bertambah, mereka dapat membentuk sekitar 15 - 20% jumlah biomassa hewan-hewan besar

Resep Kebab Lilit dari Bali


Bahan Kebab Lilit:
    Resep KEBAB LILIT
  • 4 lbr roti tawar, panggang hingga kering, haluskan 
  • 250 g daging giling
  • 2 btr telur
  • 1/2 sdt cabai bubuk
  • 50 g bawang bombai, cincang halus
  • 1/8 sdt cengkeh bubuk
  • 1 sdt garam (secukupnya)
  • 5 btg serai
Cara Membuat Kebab:
  1. Campur semua bahan, aduk hingga rata, diamkan selama 30 menit.
  2. Bagi menjadi 5 bagian.
  3. Lilitkan pada batang serai mulai dari bagian pangkalnya, bakar di atas bara.
Untuk 4 porsi
Nilai gizi per porsi:
Energi: 231 Kal
Protein: 16,9 g
Lemak: 12,1 g
Karbohidrat: 12,6 g

Ada Ular di Sayap Pesawat

 img
Ini bukan adegan film. Tapi penumpang pesawat Qantas dari Cairns, Australia ke Port Moresby, Papua Nugini hanya bisa melongo. Ada ular piton sepanjang 3 meter, tergantung-gantung di sayap pesawat.

Piton jenis amethystine ini muncul dalam penerbangan Qantas QF191 dengan pesawat jenis Bombardier 400. Untung saja ular ini tidak membahayakan penumpang, karena ada di luar kabin pesawat, tepatnya di bagian sayap.

Pada penerbangan Selasa pagi 8 Januari 2013 lalu itu, ular piton diketahui ada di sayap pesawat setelah pesawat itu lepas landas. Penumpang yang melihat, langsung memberi tahu pramugari, ada ular di sayap pesawat. Reaksi pertama pramugari malahan berkata, "Anda pasti bercanda."

Namun memang tidak bercanda. Total 40 penumpang bisa melihat tubuh ular sepanjang 3 meter itu menggelepar-gelepar karena kecepatan tinggi dari pesawat terbang. Si ular seperti terjepit di sayap dekat dengan logo kanguru Qantas.

Bagian sayap sampaikan bernoda darah dari tubuh ular yang terus menghantami tubuh pesawat. Ditambah suhu yang dingin di angkasa, ular itu akhirnya mati saat QF191 mendarat di Port Moresby.

Juru bicara Qantas memastikan ular di pesawat bukan sesuatu hal yang lazim terjadi. "Kami tidak pernah mendengar kejadian ini sebelumnya. Ular piton ini diduga masuk ke sayap pesawat di Bandara Cairns semalam sebelumnya," kata Jubir Qantas dilansir News Australia, Kamis (10/1/2013).

Ular ini diduga datang dari Gunung Whitfield di seberang Bandara Cairns atau hutan mangrove di sekitar bandara. Piton Amethystine bisa tumbuh sampai 8,5 meter dan merupakan ular terbesar di Australia.

Masakan Jepang



Resep Masakan Smoked Sushi Salmon Roll Asap

Bahan-bahan membuat smoked sushi salmon roll:
- 2 cangkir beras sushi Jepang
- 6 sendok makan cuka beras anggur
- 6 lembar nori
- 1 buah alpukat, kupas, buang bijinya dan iris
- 1 buah mentimum, kupas dan iris
- 8 ons salmon asap, potong menjadi irisan panjang
- 2 sendok makan pasta wasabi
Cara membuat smoked sushi salmon roll:
1. Rendam beras selama 4 jam, tiriskan. Tanak beras di dalam rice cooker dengan menambahkan dua gelas air. Beras harus berada dalam kondisi sedikit kering ketika menambahkan cuka ke dalamnya.
2. Segera setelah nasi masak, campurkan enam sendok makan cuka beras ke dalam nasi yang mengepul panas. Setelah itu, ratakan nasi di atas pinggan hingga benar-benar dingin.
3. Taruh selembar nori di atas anyaman bambu, lalu tekan selapis tipis nasi dingin ke atas nori. Sisakan sekitar 1 cm tepi atas dan tepi bawah nori, biarkan tidak dilapisi agar mudah menyegelnya nanti. Totol-totolkan wasabi ke atas nasi, lalu susun mentimun, alpukat, dan salmon asap di atasnya. Atur posisinya agar berada sekitar 1 cm jauhnya dari tepi bawah nori.
4. Basahi sedikit tepi atas nori. Setelah itu, gulung tepi bawah nori ke atas hingga tergulung rapat. Potong gulungan menjadi delapan bagian lalu sajikan. Ulangi proses dari awal sampai semua sushi selesai dibuat

RESEP BULGOGI KOREAN BEEF

RESEP BULGOGI KOREAN BEEF
 

Bahan-bahan:
  • 500 gram daging sapi has dalam, pukul-pukul, iris tipis
  • 1 sendok makan sake
  • 3 sendok makan kecap asin (dark soy sauce)
  • 2 sendok makan gula pasir
  • 1 sendok teh merica hitam bubuk
  • 1/2 buah bawang bombay, cincang
  • 1 batang daun bawang, cincang
  • 2 sendok makan minyak wijen
  • 2 siung bawang putih, haluskan
  • 1/2 sendok makan biji wijen, sangrai
Cara membuat:
Campur semua bahan, aduk hingga rata, diamkan selama 30 menit agar bumbu meresap.
Panaskan sedikit margarin, lalu masukkan daging sapi, panggang sampai matang sambil dibalik-balik, angkat.
porsi: 5 orang.

SEJARAH MINANG KABAU

Indotoplist.com : Alkisah pada masa lalu Ranah Minangkabau mendapat ancaman serangan dari kerajaan yang kuat dari daerah Jawa. Untuk menghindari pertempuran fisik yang pasti banyak memakan korban, orang Minangkabau melakukan diplomasi dan mengusulkan agar peperangan tersebut diganti dengan adu kerbau. Usul tersebut disetujui oleh raja dari Jawa, kemudian dikirimlah kerbau yang besar dan perkasa.
Sejarah Minangkabau
Suatu siang di sebuah kawasan di Ranah Minang. Puluhan warga memadati arena pertandingan. Di tengah lapangan, dua ekor kerbau kekar saling berhadapan. Mereka akan diadu untuk ditetapkan sebagai sang juara. Itulah sepintas adu kerbau yang menjadi budaya turun-temurun masyarakat Minangkabau, Sumatra Barat. Budaya warisan leluhur yang telah berlangsung ratusan tahun itu sampai kini masih dijaga dengan baik oleh masyarakat Minang.

Alkisah pada masa lalu Ranah Minangkabau mendapat ancaman serangan dari kerajaan yang kuat dari daerah Jawa. Untuk menghindari pertempuran fisik yang pasti banyak memakan korban, orang Minangkabau melakukan diplomasi dan mengusulkan agar peperangan tersebut diganti dengan adu kerbau.  Usul tersebut disetujui oleh raja dari Jawa, kemudian dikirimlah kerbau yang besar dan perkasa. Dari Minangkabau disiapkan anak kerbau tetapi yang kehausan dan di tanduknya dipasang taji.

Suku Minangkabau memang mempunyai keterkaitan yang sangat erat dengan hewan ternak berkaki empat yang disebut kerbau. Itu antara lain terlihat pada berbagai identitas budaya Minang, seperti atap rumah tradisional mereka (Rumah Bogonjong). Rumah adat yang kerap disebut juga Rumah Gadang itu berbentuk seperti tanduk kerbau. Begitu pula pada pakaian wanitanya (Baju Tanduak Kabau).

Sudah beratus-ratus tahun lamanya kerbau menjadi salah satu hewan terfavorit di Provinsi Sumbar. Badan kerbau yang besar dan kekar dianggap mampu membantu berbagai macam pekerjaan manusia. Salah satu pekerjaan kuno yang dikerjakan dengan bantuan tenaga kerbau adalah menggiling tebu. Dengan alat sederhana, sang kerbau diikat di sebilah bambu yang terhubung pada alat pemeras tebu tradisional. Selama delapan jam bekerja, sang kerbau terus-menerus berputar mengelilingi alat pemeras. Uniknya, agar sang kerbau tidak pusing kepala, mata hewan itu ditutup dengan dua buah batok kelapa yang dilapisi kain.

Air tebu hasil perasan sang kerbau itulah yang kemudian menjadi cikal bakal pembuatan gula merah tradisional. Masyarakat Minang percaya gula merah hasil kerja keras sang kerbau lebih gurih ketimbang dari alat modern.

Saat dimulai pertarungan, ketika anak kerbau yang masih kecil itu menoleh ke kerbau dari Jawa, serta merta menyeruduk perut lawannya yang dikira ibunya dan menikam kerbau dari Jawa  hingga mati. Raja Jawa mengakui kemenangan ini dan akhirnya mengurungi niatnya untuk menyerang Minangkabau. Sejak itulah orang Minangkabau konon memakai nama Minangkabau yang berarti Menang Dalam Pertandingan Kerbau sebagai identitas budayanya.
Sejarah Minangkabau
Dari sisi sejarah, hewan kerbau bagi suku besar di Sumbar ini telah mengantarkan kejayaan mereka di masa silam. Konon, dahulu kala karena bantuan kerbau-lah masyarakat di Sumbar menang perang melawan suku Jawa. Akhirnya sampai sekarang mereka menamakan dirinya sebagai suku Minangkabau. “Jadi perang tak berakhir juga, jadi kami usulkan untuk adu saja kerbau.

Oleh pihak penyerang dicarilah kerbau yang terbesar di daerahnya ditempatkan di tengah ladang. Orang sini hanya anak kerbau yang sedang menyusu. Karena kerbau yang sudah dua hari tak minum susu, dia lari mengejar susu ibunya. Jadi perut kerbau besar itu robek dan dia lari,” kisah Datuk Bandaro Panjang, pemuka adat.

Kisah sang kerbau ternyata tak hanya menjadi legenda semata. Hingga kini pasar ternak di Sumbar pun lebih banyak menjual kerbau ketimbang sapi. Sistem penjualan ternak orang Minang pun cukup unik. Berbeda dengan pasar sayur tradisional di pasar ternak ini tidak akan terdengar sepatah kata pun antara sang penjual dan pembeli. Transaksi yang berlaku hanya menggunakan tangan. Jari-jari tangan dipakai sebagai alat perhitungan harga jual ternak yang akan dibeli.

Badan padat, kaki kekar dan mata tajam. Itulah ciri khas Si Borgol, kerbau kesayangan Kati Sutan, petani Ranah Minang. Bagi Kati Sutan, memiliki kerbau seperti Borgol ibarat memiliki harta yang sangat berharga dan juga kehormatan. Borgol bukanlah sembarang kerbau. Ia seekor kerbau aduan yang sudah menang lima kali pertandingan. Karena kehebatan itulah, hewan tersebut kemudian mendapat gelar borgol yang berarti kuat mengunci lawan.

Tak hanya untuk hobi semata, kesenangan Kati Sutan mengikuti adu kerbau juga untuk meneruskan tradisi budaya Minangkabau. Ketangguhan Si Borgol yang sudah lima kali memenangkan pertandingan itu membuat Kati Sutan terkenal di kampungnya. Setelah berumur dua tahun, kerbau yang memiliki potensi sebagai aduan biasanya mulai dilatih oleh pemiliknya. Kali ini, Borgol pun akan dilatih untuk mempersiapkan kekuatan fisiknya menjelang pertandingan. Calon lawan tanding latihan harus sesuai berat tubuh Si Borgol. Sebab jika tidak imbang, latihan tarung itu akan percuma.
Sejarah Minangkabau
Latihan tarung kerbau paling lama dilakukan selama satu jam. Setelah yakin akan kekuatan Borgol, latihan tarung dihentikan. Kati Sutan sangat yakin kerbaunya akan menang kembali. Dalam adu kerbau tak hanya kekuatan kerbau yang menjadi andalan. Pemilik kerbau juga harus meminta jampi-jampi kepada dukun kerbau agar menang dalam pertandingan.

Seusai latihan tarung, Kati Sutan pun meminta seorang dukun kerbau untuk menjampi-jampi Si Borgol. Seperti pertandingan sebelumnya, Kati Sutan meminta bantuan Sutan Marajo, dukun adu kerbau yang terkenal di kampungnya. Sang dukun membawa sejumlah bahan-bahan alam untuk membuat jamu andalan bagi Si Borgol.

Bahan-bahan alam yang terdiri dari jahe, temulawak, lada dan daun-daunan alam lainnya mulai diracik. Di atas api besar, jamu-jamuan itu disangrai hingga gosong. Sementara keluarga Kati Sutan pun ikut membantu. Bahan lain untuk campuran jamu, seperti telur bebek, air jeruk nipis, minuman suplemen dan satu botol bir hitam turut disiapkan.

Setelah semua bahan siap, Sutan Marajo pun mulai membacakan mantera dan membakar kemenyan. Ia berdoa agar kerbau yang dijampinya dapat memenangkan pertandingan. Jampi-jampi pun dicampur ramuan. Setelah itu, ramuan kemudian ditempatkan di selembar daun yang keesokan harinya akan diberikan kepada Si Borgol. Keluarga Kati Sutan pun lantas mempersiapkan Borgol sang jagoan untuk diadu keesokan harinya.

Hari pertandingan pun tiba. Kati Sutan mulai bersiap-siap. Namun sebelum berangkat ke arena pertandingan masih ada sejumlah ritual yang harus dilakukan sang dukun, yakni meruncingkan tanduk milik Si Borgol. Tanduk merupakan salah satu bagian tubuh kerbau yang paling mudah untuk melukai lawan. Karenanya harus dibuat setajam mungkin. Dengan sebilah pisau Sutan Marajo menajamkan tanduk Si Borgol. Kini tanduk sang kerbau telah tajam laksana pedang.

Ritual pun dilanjutkan. Seperti layaknya manusia, Borgol harus mandi dahulu sebelum maju ke arena pertarungan. Sambil membalurkan air ke tubuh Borgol, Sutan Marajo merapalkan jampi-jampi ajiannya agar jagoan Kati Sutan ini kuat melawan musuh. Sesudah acara mandi selesai, sang dukun memberikan ramuan jampi-jampinya yang dibuat kemarin sore. Tanpa melawan Borgol pun kemudian memakan ramuan sang dukun dengan lahapnya. Tak lupa tubuh tegap Borgol pun dibaluri lumpur dan jelaga agar terlihat gagah. Kini seluruh persiapan telah usai dilaksanakan. Borgol sang jagoan sudah tak sabar bertemu lawan tandingan.
Sejarah Minangkabau
Siang itu di bawah sinar matahari, Borgol dilepas dari kandangnya. Bak seorang jagoan, dengan gagahnya Borgol berjalan keliling kampung menuju arena pertandingan. Letak arena pertandingan sekitar tujuh kilometer dari desa Kati Sutan. Namun ditemani sang dukun Sutan Marajo, Borgol tak gentar berjalan. Bahkan sesekali, kerbau kekar itu mulai berlari seakan tak sabar untuk bertemu sang penantang.

Akhirnya sampai juga Borgol di lokasi pertandingan. Rupanya sang lawan telah menunggu di pojok arena. Lawan tangguh Borgol tersebut berasal dari desa tetangga. Berbeda dengan Borgol yang sudah ikut lima kali pertandingan, lawannya justru baru kali ini maju ke arena adu kerbau.

Satu per satu penonton mulai berdatangan ke arena. Dengan tarif yang cukup murah, penonton dapat memilih tempat yang paling nyaman di sekeliling gelanggang. Awalnya adu kerbau dilakukan untuk mempertahankan tradisi suku Minangkabau. Sayang belakangan acara adu kerbau justru dimanfaatkan para penontonnya untuk bertaruh atau berjudi. Begitu pula dalam pertandingan Borgol. Dan Borgol-lah yang dijagokan. Hampir seluruh penonton bertaruh Borgol sang jagoan akan memenangkan pertandingan.

Saat yang ditunggu-tunggu pun tiba. Dua kerbau aduan dibawa ke tengah lapangan. Dan tanpa menunggu aba-aba lagi, kedua kerbau langsung saling mengejar. Tak disangka, Borgol yang dijagokan justru lari terbirit-birit menghindari lawan. Adu kerbau kali ini ternyata tak berjalan lama. Hanya dalam sekejap, Borgol menyerah kalah dan lari tunggang langgang ke luar arena.

Para penonton pun pulang dengan penuh kekecewaan. Borgol sang jagoan ternyata tak mampu mempertahankan gelarnya. Rona kecewa juga terpancar di wajah Kati Sutan. Kekalahan Borgol seakan kehilangan kehormatan bagi keluarga Kati Sutan.

PERANG PADRI

Perang Paderi meletus di Minangkabau antara sejak tahun 1821 hingga 1837. Kaum Paderi dipimpin Tuanku Imam Bonjol melawan penjajah Hindia Belanda.
Gerakan Paderi menentang perbuatan-perbuatan yang marak waktu itu di masyarakat Minang, seperti perjudian, penyabungan ayam, penggunaan madat (opium), minuman keras, tembakau, sirih, juga aspek hukum adat matriarkat mengenai warisan dan umumnya pelaksanaan longgar kewajiban ritual formal agama Islam.
Perang ini dipicu oleh perpecahan antara kaum Paderi pimpinan Datuk Bandaro dan Kaum Adat pimpinan Datuk Sati. Pihak Belanda kemudian membantu kaum adat menindas kaum Padri. Datuk Bandaro kemudian diganti Tuanku Imam Bonjol.
Perang melawan Belanda baru berhenti tahun 1838 setelah seluruh bumi Minang ditawan oleh Belanda dan setahun sebelumnya, 1837, Imam Bonjol ditangkap.
Meskipun secara resmi Perang Paderi berakhir pada tahun kejatuhan benteng Bonjol, tetapi benteng terakhir Paderi, Dalu-Dalu, di bawah pimpinan Tuanku Tambusai, barulah jatuh pada tahun 1838.

KERAJAAN-KERAJAAN MINANGKABAU


Menurut tambo Minangkabau, pada periode abad ke-1 hingga abad ke-16, banyak berdiri kerajaan-kerajaan kecil di selingkaran Sumatera Barat. Kerajaan-kerajaan itu antara lain Kesultanan Kuntu, Kerajaan Kandis, Kerajaan Siguntur, Kerajaan Pasumayan Koto Batu, Bukit Batu Patah, Kerajaan Sungai Pagu, Kerajaan Inderapura, Kerajaan Jambu Lipo, Kerajaan Taraguang, Kerajaan Dusun Tuo, Kerajaan Bungo Setangkai, Kerajaan Talu, Kerajaan Kinali, Kerajaan Parit Batu, Kerajaan Pulau Punjung dan Kerajaan Pagaruyung. Kerajaan-kerajaan ini tidak pernah berumur panjang, dan biasanya berada dibawah pengaruh kerajaan-kerajaan besar, Malayu dan Pagaruyung.

MIE CELOR PALEMBANG

BAHAN:
300 gr udang, kupas, sisakan ekornya lalu kerat punggungnya(ambil kulitnya untuk kaldu)
1 sdt air jeruk limau
250 gr mi telur, seduh
100 gr taoge, seduh
3 btr telur, rebus lalu potong-potong
6 btg kucai, iris halus
5 sdm bawang goreng
BAHAN KUAH:
1250 ml kaldu udang
250 ml santan dari ½ btr kelapa
¼ sdt gula pasir
½ sdt merica bubuk
1 sdm garam
1 sdt air jeruk limau
2 sdm tepung terigu encerkan dengan 50 ml air
2 btr telur, kocok lepas

CARA MEMBUAT:
1. Aduk udang dan air jeruk limau, diamkan selama 15 menit.
2. Didihkan 1500 ml air, masukkan kulit udang, angkat. Ukur kaldunya 1250 ml.
3. Didihkan kaldu udang, tambahkan santan, garam, gula, merica dan udang kupas, rebus sampai matang.
4. Masukkan telur mentah sambil diaduk hingga berbutir-butir, tambahkan air jeruk limau, aduk sampai matang. Kentalkan dengan larutan tepung terigu sambil diaduk hingga meletup-letup.
5. Sendokkan mi dan taoge ke dalam mangkuk, tambahkan potongan telur rebus, siram dengan kuah panas, taburkan kucai dan bawang goreng. Sajikan.
Untuk 4 orang.

NAMA DAN ARTI PALEMBANG

Kota Palembang adalah sebuah kota tua di Nusantara, mempunyai sejarah panjang dalam khasanah budaya Nusantara. Sebuah nama yang paling banyak memberikan catatan, bahkan ilham dalam perkembangan sejarah dan kebudayaan di Nusantara. Meskipun nama ataupun toponim Palembang itu sendiri secara sederhana hanya menunjukkan suatu tempat (Pa yang berarti suatu kata awal menunjukkan tempat). Kosakata lembang berasal dari bahasa Melayu yang artinya: tanah yang rendah, tanah yang tertekan, akar yang membengkak dan lunak karena lama terendam dalam air, menetes atau kumparan air. Selanjutnya, dalam bahasa Melayu lembang berarti: tanah yang berlekuk, tanah yang menjadi dalam karena dilalui air, tanah yang rendah. Selain itu, ada pengertian lembang yang cukup menarik, yaitu: tidak tersusun rapi; berserak-serak.
Pengertian Pa-lembang adalah tempat yang berkumparan air, atau tanah yang berair dicatat pertama kali oleh pelapor Belanda tahun 1824 di dalam buku Proeve Eener Beschrivjing van het Gebied van Palembang. Diterbitkan oleh J. Oomkens, Groningen tahun 1843, dan penulis atau pelapor tersebut adalah W. L. de Sturler (pensiunan mayor tentara Belanda). Dengan demikian, pengertian orang-orang Palembang pada waktu itu tentang nama kotanya adalah ‘tempat yang tergenang air’. Gambaran topografi Palembang pada tahun 1990 tergambar jelas dalam angka statistik berikut ini (Kantor Statistik Kota Palembang):
1. Tak tergenang air seluas 10.009, 4 hektare (47,76 %)
2. Tergenang sehari setelah hujan 444,4 hektare (2,12 %)
3. Tergenang pengaruh pasang surut 308,1 (1,47 %)
4. Tergenang musiman 2.366,1 hektare (11,29 %)
5. Tergenang terus-menerus 7.829,8 hektare (37,36)

cara membuat pempek palembang


Bahan bahan pempek:
1.    Sagu Tani (bisa dibeli di HERO) sebanyak 3 bks @ 500gr (total 1500 gram)
2.    Ikan tenggiri yang besar (1 kg, bila digiling/dibersihkan menjadi 700 gram)
3.    Garam dapur secukupnya (untuk 1 mangkok = 1 sendok makan garam)
4.    Bumbu penyedap (Ajinomoto) secukupnya (2 sendok teh)
5.    Air dingin matang
6.    Air panas ( buat merebus) yang diberi sedikit minyak goreng.

Cara membuatnya:
  • Bersihkan ikan tenggiri dan giling pakai gilingan daging, hanya dagingnya saja, kulit dan durinya dibuang.
  • Campurkan ikan giling dengan air dingin dengan perbandingan 1:1 (atau 1:3/4 untuk lebih terasa ikannya).
  • Takar dengan mangkok bakso (kecil/sedang) dan bila dapat 2 1/2 mangkok, campurkan dengan air dingin sebanyak 2 1/2 mangkok juga (atau kurang, tergantung mau banyak sagu atau tidak).
  • Masukkan garam halus dengan ukuran sendok makan peres, sebanyak jumlah mangkok ikan dan air, dalam hal ini sebanyak 5 sendok makan peres.
  • Masukkan pula bumbu penyedap (Ajinomoto) dan aduk rata.
  • Masukkan tepung sagu perlahan-lahan sambil diaduk dan diuleni. Bila takaran tepat, akan terpakai tepung sagu sebanyak 1 kg, bila kebanyakan air, makin banyak sagu yang dibutuhkan dan rasa ikan kurang terasa.
  • Bila adonan sudah kalis (tidak lengket), dapat dibentuk bulat atau lonjong (lenjer) dengan tangan ditawuri tepung sagu lalu rebus. Sehabis pempek mengapung direbus, angkat, tiris, lalu goreng atau siap dimakan.
  • Bila sudah terbiasa, dapat membuat pempek isi telor mentah, seperti mempuat pastel (lihat contoh gambar di halaman lain).

Bahan cuko/kuah pempek:
1.    250 gram Gula aren
2.    50 gram Asam jawa, hindari memakai cuka dapur
3.    750 ml air
4.    5 siung Bawang Putih, cincang halus
5.    2 sdm ebi, dihaluskan
6.    1 sdt garam
7.    10 s/d 20 buah cabai rawit, dihaluskan (tergantung selera pedas).

Cara membuatnya:
  • Didihkan gula aren (merah), asam jawa, air lalu saring.
  • Masukkan bawang putih, ebi, cabe rawit dan garam, didihkan kembali lalu angkat.
  • Cuka sudah siap dihidangkan bersama pempek.