Pengantar oleh : Hifni. H. Nizhamul
Benar
atau tidaknya kisah ini, tidak begitu penting. Cerita dari mulut ke
mulut menghasilkan ” KABA”. Dalam dialektika Minangkaba, maka si
Tukang Kaba, akan mengisahkan sesuatu apa yang ia ketahui – ia dengar
dan kemudian ia pahami. Kemduian Kisah di nukilkan dalam bahasa serta
kiasan yang tinggi.
Bertitik tolah dari perangkat hukum adat, yang menempatkan kaum
wanita dimuliakan secara adat, maka Bundokanduang selalu menjadi tokoh
dalam suatu peristiwa. Bundokanduang menjadi figur dan di identifikasi
sebagai pilar dan tiang utama dalam sistem sosial kemasayarakatan.
Dari berbagai versi tentang bundokanduang, baik dari Pagaruyung
maupun dari Lunang, dapat kita simpulkan bahwa Bundokanduang itu ada
disetiap ka Nagarian atau wilayah Minangkabau. Jika ada seorang wanita
yang memiliki keunggulan – kharismatik – dimuliakan secara adat dalam
satu kekerabatan atau didalam suatu trah tertentu, maka Bundokanduang
itu tetap akan hidup sebagai simbol dan orang yang berpengaruh sebagai
kharisma wanita minangkabau.
0 komentar:
Posting Komentar