Para arkeolog melihat Palembang sebagai pusat Kerajaan Sriwijaya, tidak melihat peninggalan yang menggambarkan suatu kemegahan. Barangkali Palembang sebagai pusat Sriwijaya tidak sama dengan pusat-pusat kerajaan lain, yang banyak ditemukan di wilayah Asia Tenggara, seperti di Thailand, Kamboja, dan Birma. Palembang diduga bersifat “mendesa” (rural). Bahan untuk membuat bangunan-bangunannya hanyalah bahan-bahan dari kayu atau bambu yang mudah didapat di sekitarnya. Sayangnya, bahan-bahan ini merupakan bahan bangunan yang mudah rusak termakan zaman, sehingga sisa rumah tinggal sudah tidak dapat ditemukan lagi. Kalaupun ada, sisa permukiman kayu hanya ditemukan di daerah rawa atau sungai yang selalu terendam air. Bangunan yang dibuat dari bahan bata atau batu hanya diperuntukkan bagi bangunan sakral (bangunan keagamaan)
Topografi Palembang
Para arkeolog melihat Palembang sebagai pusat Kerajaan Sriwijaya, tidak melihat peninggalan yang menggambarkan suatu kemegahan. Barangkali Palembang sebagai pusat Sriwijaya tidak sama dengan pusat-pusat kerajaan lain, yang banyak ditemukan di wilayah Asia Tenggara, seperti di Thailand, Kamboja, dan Birma. Palembang diduga bersifat “mendesa” (rural). Bahan untuk membuat bangunan-bangunannya hanyalah bahan-bahan dari kayu atau bambu yang mudah didapat di sekitarnya. Sayangnya, bahan-bahan ini merupakan bahan bangunan yang mudah rusak termakan zaman, sehingga sisa rumah tinggal sudah tidak dapat ditemukan lagi. Kalaupun ada, sisa permukiman kayu hanya ditemukan di daerah rawa atau sungai yang selalu terendam air. Bangunan yang dibuat dari bahan bata atau batu hanya diperuntukkan bagi bangunan sakral (bangunan keagamaan)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar