Pulau Kemarau adalah salah satu delta yang ada di Sungai Musi. Pulau
Kemarau menjadi spesial bagi warga Palembang, khususnya penganut agama
Budha karena keberadaan pagoda yang dibangun mulai tahun 2006 dan mitos /
sejarah / legenda Pulau Kemarau itu sendiri.
Menurut legenda (sebagian meyakini sebagai sejarah) masyarakat setempat
konon delta ini timbul sebagai bukti cinta Putri Siti Fatimah (salah
satu putri Raja Sri Vijaya) kepada calon suaminya. Ceritanya sendiri
agak mirip dengan cerita Romeo & Juliet atau Sampek Eng Tay.
Konon pada akhir kerajaan Sri Vijaya (sekitar akhir abad 14) ada seorang
pangeran dari Negeri Cina (lupa namanya) datang untuk belajar ke Sri
Vijaya yang saat itu memang terkenal sebagai kota pendidikan. Selama
berada di Sri Vijaya pangeran itu berkenalan dan jatuh hati kepada Siti
Fatimah yang putri Raja Sri Vijaya. Untuk mengikat hubungan cinta mereka
sang pangeran pun meminang sang putri. Gayung pun bersambut, pinangan
sang pangeran diterima oleh sang putri dan keluarganya.
Untuk melengkapi pinangannya sang pangeran pun mengutus perwira
pengawalnya (namanya lupa) pulang ke Cina untuk meminta cindera mata
kepada bapaknya (namanya lupa). Selang berapa lama sang perwira
pengawalnya datang kembali ke Sri Vijaya dengan membawa cindera mata
dalam kapal beserta hulubalangnya. Tanpa sepengetahuan sang perwira
pengawal dan hulubalangnya, rupanya ketika di Cina, orang tua sang
pangeran menyamarkan guci, keramik dan uang cina (emas atau perak yang
berbentuk perahu, kalo ga salah namanya Tael, cmiiw) dibawah tumpukan
sayur dan buah-buahan. Maksudnya untuk kejutan kepada calon mantu ketika
menerima buah pinangan sang pangeran.
Ketika kapal akan sandar sang pangeran memeriksa kapal untuk meyakinkan
isinya sesuai yang dia harapkan. Tapi ternyata yang keliatan oleh hanya
sayuran, buah-buahan dan hasil pertanian lainnya. Sang Pangeran pun
panik, karena dia berharap orang tuanya mengirimi dia tael untuk
menyenangkan sang putri. Setelah dia mengobrak-abrik kapal sampai putus
asa dengan harapan menemukan tael diatara hasil bumi, akhirnya dia marah
besar karena malu, dia melempar semua muatan kapal ke Sungai Musi dan
menenggelamkan beberapa kapalnya. Ketika sebagian besar hasil bumi sudah
dibuang ke sungai baru tampak oleh sang pangeran ada tael diantara
hasil bumi tersebut.
Merasa menyesal sudah membuang semua sang pangeran menyuruh seluruh hulu
balangnya untuk mengambil sayuran yang sudah terlanjur dibuang ke
Sungai Musi. Karena arus bawah Sungai Musi yang deras sebagian besar
hulu balangnya mati tenggelam dan hanyut terbawa arus. Sang Pangeran pun
kemudian menyuruh perwira pengawalnya untuk menyusul mengambil kembali
tael yang sudah terlanjur dibuang ke sungai, dan seperti hulubalang
lainnya, sang perwira pengawal pun tidak pernah timbul lagi ke permukaan
Sungai Musi.
Merasa penasaran dan tambah panik akhirnya Sang Pangeran ikut nyebur
untuk mengambil sendiri buah pinangan dari dasar Sungai Musi. Tapi
seperti halnya hulubalang dan perwira pengawalnya, sang pangeran pun
tidak pernah timbul lagi ke permukaan sungai. Melihat kejadian itu sang
putri ikut panik karena calon suaminya tidak timbul lagi ke permukaan
sungai, dia pun ikut nyebut untuk menolong calon suaminya. Tapi sang
putri pun tidak pernah timbul lagi ke permukaan sungai. Tidak lama
berselang dari tenggelamnya sang putri dari dasar sungai timbul gundukan
tanah ke permukaan sungai yang akhirnya menjadi cikal bakal delta Pulau
Kemarau ini. Atas kejadian itu masyarakat pun meyakini kalau gundukan
tanah itu merupakan nisan sepasang kekasih itu. Lama kelamaan, seiring
berjalannya waktu gundukan tanah itu makin membesar dan jadilah delta
seperti sekarang ini. Nama “Pulau Kemarau” ini sendiri diberikan oleh
masyarakat setempat karena pulau ini selalu kering dan tidak pernah
hilang tenggelam, bahkan ketika air Sungai Musi pasang besar sekalipun.
Tempat ini menjadi spesial bagi masyarakat Tionghoa karena cerita yang
melatarbelakangi pembentukan delta itu sendiri. Makanya ketika hari raya
Imlek banyak wakrga Tionghoa yang datang kesini untuk sembahyang atau
mengenang kejadian tersebut atau sekedar berwisata.
0 komentar:
Posting Komentar